Contoh Kasus Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan Aspek Positif & Aspek Negatif

            Aspek Positif dan Negatif untuk menujang aktifitas seta memberikan suasana aman, nyaman dan tentram pada warganya, kita harus menyediakan berbagai fasilitas untuk mengatasi berbagai masalah yang terjadi pada warganya. Seperti layaknya di daerah pedesaan yang sedang menjalani aktivitas mingguan yaitu bergotong-royong dalam membersihkan lingkungan, masyarakat pedesaan memiliki arti yang merupakan salah satu lingkup terkecil dalam suatu pemerintahan di Negara kita ini, cakupan luas wilayah desa biasanya tidak terlalu luas dan dihuni sejumlah keluarga, biasanya mayoritas masyarakat pedesaan bekerja di bidang agraria, disamping itu pula masyarakat pedesaan berperan sangat kuat  dalam hal hubungan antara masyarakat desa dan kota. Desa menjadi daerah dukung utama bagi perkotaan khususnya dalam hal bahan makanan pokok, desa memiliki potensi besar dalam hal bahan mentah sedangkan kota mampu mengolah bahan mentah tersebut menjadi bahan siap pakai, sebelum telusuri lebih dalam masyarakat pedesaan memiliki sedikit perbedaan aspek negatif dan positif dengan masyarakat perkotaan yaitu masyarakat perkotaan sangat menghargai waktu dan mampu mengaturnya dengan baik, serta mata pencaharian yang beragam berbeda dengan masyarakat pedesaan yang mata pencahariannya homogen atau bisa kita katakana “satu arah”.

http://www.analisadaily.com/im4g3sf1l3/warga_desa_pasar_gotong_royong_bersihkan_parit_623.gif

            Akan tetapi dalam hal perbedaan yang telah membuat masyarakat desa dan kota berselisih, seperti yang telah diutarakan masyarakat pedesaan memiliki rasa kebersamaan dan kekeluargaan terjalin denga baik, kehidupan beragama masih terjaga, masyarakat pedesaan mampu menjaga sumber daya alam yang ia miliki, solideritas sosial yang lebih baik, serta peran tanggung jawab akan aktivitas mingguan membersihkan selokan dengan cara bergotong royong dilingkungan sekitar. Kalau kita bayangkan “pernah” pastinya kita melihat sebuah rumah mewah yang ada di Jakarta atau rumah cluster disitulah kita dapat menilai apa dibalik makna aspek positif dan negatif masyarakat pedesaan dan perkotaan, dilingkungan mereka tidak terdapat satupun orang yang memberanikan diri untuk bertegur sapa, dapat kita analisa lebih dalam masyarakat perkotaan kurang dalam hal solideritas, pola hidup yang individualistik masyarakat menghilangkan rasa kebersamaan, makanya masyarakat perkotaan dapat kita sebut dengan masyarakat yang “sombong” dalam hal berperan melaksanakan kewarganegaraan atau masyarakat yang madani.


            Mungkin karena adanya perkembangan kota yang merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen-komponen yang memebentuk struktur kota tersebut. Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan, seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
·Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
·Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
·Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
·Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
·Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan.
            Kelima unsur kota ini merupakan pola pokok dari komponen-komponen perkotaan yang kuantitas dan kualitanya kemudian dirinci di dalam perencanaan suatu kota tersebut sesuai dengan kebutuhan yang spesifik untuk kota tersebut pada saat sekarang dan masa yang akan datang.
            Masyarakat kota adalah sekumpulan manusia dalam jumlah besar yang berinteraksi dalam sebuah daerah besar. Dimana dalam melakukan interaksi tersebut pemerintah sebagai pemimpin dari kelompok tersebut membuat peraturan – peraturan. Tujuan dari peraturan – peraturan yang dibuat oleh pemerintah adalah sebagai pembatas kegiatan perseorangan. Dalam melakukan kegiatan di dalam kelompok tersebut, setiap individu atau perorangan harus mengerti apa peraturan yang berlaku di daerah yang mereka tempati atau tempat yang mereka pijaki. Seperti saat anda berkendara di jalan raya, di perpustakaan, dan lain sebagainya.


            Tetapi kehidupan masyarakat kota sekarang kebanyakan tidak mengikuti peraturan yang ada disekitar lingkungan mereka tidak seperti masyarakat pedesaan yang selalu rukun  dan patuh terhadap norma-norma yang berlaku. Seperti kehidupan masyarakat di kota Jakarta. saat anda berkendara, pernahkan anda melihat para pengendara sepeda motor berhenti dibelakang garis separator lampu merah? Saya rasa tidak. Atau pernahkah anda melihat para pengendara melintas di jalur khusus busway? Saya rasa sering, walaupun tidak dalam keadaan macet. Dalam hal ini manusia diperlukan pembelajaran “Bagaimana menahan kesabaran dalam berlalu lintas?”. Tetapi pemerintah masih saja kurang baik dalam memelihara ketertiban lalu lintas. Berbeda dengan halnya peraturan berlalu lintas di Amerika. Setiap jalan atau jalur, diberikan peraturan berupa kecepatan maksimal, bahkan ada parkir khusus untuk penyandang cacat. Ini hanya sebagian kecil contoh dari kehidupan masyarakat kota.

Pemecahan Masalah

            Jadi, intinya masyarakat kota dan desa itu “sederajat” dalam hal hubungan kerja sama antara masyarakat desa dan kota. hanya saja dalam segala aspek tertentu pola kehidupan yang telah dijalani masyarakat pedesaan tidak baik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan hanya bisa menyalurkan baik bahan mentah maupun tenaga, sedangkan masyarakat perkotaan mampu berkata “oke” dalam hal apapun hehe J. Layaknya seperti contoh kasus diatas masyarakat perkotaan tidak patuh terhadap aturan-aturan yang telah diberlakukan sedangkan masyarakat pedesaan itu kita bisa liat sendiri yang ada di lingkungan sekitar mayoritas masyarakat pedesaan orang-orangnya ulet, penuh tanggung jawab dan sangat patuh pada aturan yang telah berlaku, ini merupakan aspek Positif dan Negatif antara masyarakat pedesaan dan perkotaan yang menyebabkan adanya perbedaan dalam segi etika dalam menjalani sebuah kewarganegaraan, walaupun dalam masyarakat pedesaan dan perkotaan memiliki perbedaan dalam aspek-aspek yang meliputi ciri-ciri, dan gaya hidup, dan lain-lain.

About