Kewirausahaan Dalam Perspektif Sejarah muncul pertama kali
di Inggris pada akhir abad 18. Diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti
mesin uap, mesin pemintal dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan
perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Jadi keuntungan dan
kekayaan bukan tujuan utama.
Kewirausahaan (Entrepreneurship) berasal dari bahasa
Perancis yaitu Perantara, Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang
berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul
resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas
jasa moneter dan kepuasan pribadi. Pelaku kewirausahaan disebut wirausahawan,
Wirausahawan adalah seorang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan
dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga
orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru.
Seorang wirausahawan memiliki beberapa jenis prilaku yaituprilaku memulai
inisiatif, Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk
merubah, serta menerima resiko dan kegagalan. Berikut adalah penjelasan
mengenai ketiga prilaku wirausahawan tersebut.
a. Prilaku memulai inisiatif
artinya seorang wirausahawan haruslah
memiliki
inisiatif tersendiri dalam membangun usahanya, sehingga
konsumen
akan merasakan adanya perbedaan yang khas dari produk
yang
dipasarkan dari pada produk kompetitornya.
b. Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk
b. Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk
merubah
sumber daya dan situasi dengan cara praktis, maksudnya
adalah
memaksimalkan segala sesuatu yang berbau sosial dan
ekonomi
untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan serta
memanfaatkan sumber daya dan situasi yang terjadi dengan
cara yang
efektif dan efisien untuk tetap menarik minat pelanggan.
c.
Diterimanya resiko dan kegagalan artinya seorang wirausahawan haruslah
berani menerima resiko dan kegagalan yang akan dihadapi usahanya
apabila sewaktu waktu terjadinya penurunan hasil penjualan produk.
Karakteristik
Wirausahawan Menurut McClelland :
1.
Keinginan untuk berprestasi artinya seorang wirausahawan haruslah
memilikikeinginan untuk berprestasi di bidang usahanya.
2.
Keinginan untuk bertanggung jawab artinya seorang wirausahawan haruslah
memiliki keinginan untuk bertanggung jawab penuh terhadap usahanya.
3. Preferensi kepada
resiko-resiko menengah artinya seorang wirausahawan haruslah memiliki
Preferensi kepada resiko-resiko menengah dibidang usahanya.
4. Persepsi kepada kemungkinan
berhasil artinya seorang wirausahawan
haruslah
memiliki persepsinya sendiri kepada kemungkinan keberhasilan pada
bidang usaha yang diambilnya.
5. Rangsangan oleh umpan balik
artinya wirausahawan haruslah menunjukkan rangsangan atau ekspresi terhadap
umpan yang diberikan oleh para kompetitor.
6. Aktivitas energik artinya
wirausahawan haruslah energik setiap melakukan aktivitas.
7. Orientasi ke masa depan artinya
wirausahawan haruslah memiliki orientasinya sendiri akan berubahnya zaman atau
masa depan yang akan datang.
8. Keterampilan dalam pengorganisasian
artinya wirausahawan haruslah terampil dalam berorganisasi.
9. Sikap terhadap uang artinya
wirausahawan haruslah mempunyai sikap tersendiri kepada keuntungan yang
diperolehnya.
Penentuan potensi kewirausahaan
dibawah ini hal-hal yang bisa memberikan potensi kesuksesan bagi kewirausahaan:
1. Karakteristik wirausahawan yang
sukses dengan n-Ach tinggi.
2. Kemampuan inovatif artinya
wirausahawan haruslah inovatif dalam mendesain atau merancang produk dari
usahanya.
3. Toleransi terhadap kemenduaan
(ambiguity) artinya wirausahawan haruslah dapat memberikan toleransi terhadap
keinginan untuk menduga-duga.
4. Keinginan untuk berprestasi
artinya seorang wirausahawan haruslah memiliki keinginan untuk berprestasi di
bidang usahanya.
5.
Kemampuan perencanaan realistis artinya seorang wirausahawan haruslah memiliki
kemampuan yang realistis dalam melakukan perancangan.
6.
Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan artinya seorang wirausahawan haruslah
memiliki sikap kepemimpinan terorientasi terhadap tujuan yang telah
ditentukannya .
7.
Obyektivitas artinya seorang wirausahawan haruslah memiliki
Sikap obyetivitas di bidang usahanya.
8.
Tanggung jawab pribadi artinya seorang wirausahawan haruslah memiliki Tanggung
jawab pribadi di bidang usahanya.
9.
Kemampuan beradaptasi artinya seorang wirausahawan haruslah memiliki kemampuan
beradaptasi di bidang usaha yang telah dipilihnya.
10.
Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator artinya seorang wirausahawan
haruslah memiliki kemampuan berorganisasi dan mampu sebagai seorang
administrator sekalipun.
Menurut Mc
Clelland terdapat tiga kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan
ekonomi, berikut merupakan tiga kebutuhan dasar tersebut.
a. Kebutuhan untuk berprestasi
(n-ACH)
n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.
n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.
b. Kebutuhan untuk berafiliasi
(n-Afil)
Kebutuhan untuk Berafiliasi atau Bersahabat (n-AFI) Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.
Kebutuhan untuk Berafiliasi atau Bersahabat (n-AFI) Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.
c. Kebutuhan untuk berkuasa (n
Pow)
Kebutuhan akan Kekuasaan (n-POW) Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.
Kebutuhan akan Kekuasaan (n-POW) Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.
Bentuk-bentuk Kepemilikan Badan
Usaha
A. Perusahaan
Perseorangan adalah bisnis yang dimiliki oleh seorang Pemilik
a.
Keuntungan Perusahaan Perseorangan :
- Semua
laba hanya untuk pengusaha
-
Pengendalian seutuhnya
- Organisasi
sederhana
- Pajak
rendah
b.
Kerugian Perusahaan Perseorangan :
-
Bertanggung jawab atas semua kerugian
- Dana
terbatas
-
Ketrampilan terbatas
- Tanggung
jawab tidak terbatas
B. Perusahaan
Kemitraan/Partnership adalah badan usaha yang dimiliki oleh dua orang atau
lebih.
a.
Keuntungan :
- Dana
tambahan
- Kerugian
ditanggung bersama
- Lebih
ada spesialisasi
b.
Kerugian :
- Berbagi
pengendalian
- Tanggung
jawab tidak terbatas
- Berbagi
laba
C. Korporasi
adalah badan usaha yang dimiliki dua orang atau lebih dimana kepemilikan usaha
tersebut dapat di tranfrer.
a.
Keuntungan :
- Tanggung
jawab terbatas
- Akses
terhadap modal
- Transfer
kepemilikan
b.
Kerugian :
- Biaya
keorganisasian tinggi
- Transparansi
publik
- Masalah
keagenan
- Pajak
tinggi
langkah-langkah dalam penyediaan
sumber daya manusia dan tahap-tahap proses seleksi.
1. Tahap pencarian
calon tenaga kerja.
Pada tahap ini diusahakan agar jumlah calon tenaga kerja
terkumpul cukup banyak sehingga dapat dilakukan seleksi yang baik. Makin banyak
calon tenaga kerja, makin banyak kemungkinan mendapatkan tenaga kerja yang
memenuhi persyaratan perusahaan. Pencarian calon tenaga kerja dilakukan melalui
:
a. Iklan
b. Pendekatan langsung ke sekolah-sekolah
atau lembaga pendidikan.
c. Para tenaga kerjanya sendiri yang mengajukan kenalan atau
anggota keluarganya yang dapat mereka jamin ‘kebaikan’ pekerjaan mereka.
d. Pencari kerja melamar sendiri ke
perusahaan-perusahaan.
2. Tahap seleksi
calon tenaga kerja
Proses seleksi calon tenaga kerja diperusahaan
di Indonesia bervariasi. Namun secara garis besar seleksi berlangsung
sesuai dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Seleksi
surat-surat lamaran
b. Wawancara awal.
c. Ujian,
psikotes, wawancara. Tahap ini dapat dibagi dalam 3 subtahap yaitu (a) ujian:
calon mendapat ujian tertulis tentang pengetahuan dan keterampilannya dengan
pekerjaan yang dilamar. (b) psikotes: calon dievaluasi secara psikologi, yang
meliputi pemberian tes psikologi secara kelompok atau klasikal dan secara
perorangan dan wawancara. (c) wawancara: calon diwawancarai oleh
pemimpin unit kerja yang memerlukan
tenaganya. Disini calon diwawancarai oleh atasan dari jabatan yang akan ia
duduki jika diterima. Atasan dapat melihat sejauh mana pengetahuan dan
keterampilan yang telah dimiliki calon tentang pekerjaan yang ia lamar. Dalam
tahap tiga ini dapat terjadi bahwa para calon mengikuti semua subtahap atau
hanya mengikuti subtahap berikutnya kalau dinilai memuaskan pada subtahap
sebelumnya.
d. Penilaian
akhir. Pada tahap ini hasil-hasil dari tahap sebelumnya dinilai secara
keseluruhan untuk sampai diambil keputusan akhir calon mana yang akan diterima
atau ditolak. Para calon yang diterima kemudian diminta untuk
dites kesehatan umumnya. Hasil tes
kesehatan ini dan hasil-hasil dari tahapan sebelumnya kemudian digunakan
sebagai dasar penerimaan atau penolakan calon.
e. Pemberitahuan dan wawancara akhir. Hasil
penilaian pada tahap 4
diberitahukan kepada para
calon. Wawancara akhir dilakukan pada calon yang diterima, kemudian diterangkan
tentang berbagai kebijakan, terutama yang menyangkut kebijakan dalam bidang
SDM, seperti gaji dan imbalan lainnya. Jika calon tenaga kerja menyetujuinya,
ia dapat diterima pada perusahaan.
f. Penerimaan. Dalam
tahap ini para calon tenaga kerja mendapat
surat keputusan diterima
kerja pada perusahaan dengan berbagai persyaratan kerja. Ada kalanya
tenaga kerja diminta untuk menandatangani sebuah kontrak
kerja
sumber :