PT. Toyota motor Manufacturing Indonesia (TMMIM) merupakan salah satu perusahaan produsen kendaraan bermotor tersebar di dunia. Perusahaan yang sudah berdiri sejak tahun 1971 di Indonesia ini sudah banyak memproduksi berbagai jenis kendaraan bermotor, mulai dari kendaraan keluarga (sedan, minibus, dan jeep) hingga sampai kendaraan angkutan umum dan kendaraan barang seperti jenis truck.
       Perusahaan ini memiliki kerusakan mesin yang cukup banyak pada mesin plasma tipe NHK-C059PL seiring dengan bertambahnya jumblah produksi yang meningkat, sehingga PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia mengharuskan melakukan kegiatan perawatan mesin ringan agar biaya serta kesalahan perawatan dapat dicegah kerugian yang sangat besar. Saat ini perusahaan toyota menerapkan suatu metode untuk menjebatani permasalahan dengan metode TPM (Total Productive Maintenance).
       Sebelum memulai analisis perhitungan TPM, maka haruslah mengetahui terlebih dahulu mengapa harus memakai standar TPM sebelum melangkah untuk menerapkannya dalam sebuah perusahaan, karena:
1.        Dimulai dari hubungan antara manusia (operator) dengan mesin
2.    Berorientasi pada hasil; Target ditetapkan pada menghilangkan sumber masalah dan aktifitas NON Value Added yang akan menghasilkan unjuk kerja yang semakin meningkat
3.        Program yang bertahap dan berkesinambungan
4.        Overlapping small group activities
5.        Sudah terbukti pada banyak perusahaan seluruh dunia
Berdasarkan implementasi metode yang diterapkan oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia terdiri dari 3 variabel, yaitu total sistem, total efektifitas, dan total partisipasi khususnya pada bagian welding plant. Perhitungan yang dilakukan diantaranya OEE, AV, PE, dan RQ.  OEE adalah index TPM untuk melihat secara keseluruhan kondisi line dan efektifitas secara keseluruhan yang digunakan untuk memudahkan dalam pencarian kesalahan untuk dilakukan suatu perbaikan. standar OEE sebesar 85%, sedangkan PE yaitu efektifitas kegiatan produksi, nilai ini merupakan parameter kualitas kegiatan produksi standar untuk nilai PE yang ditetapkan oleh JIMP adalah 95%, sedangkan RQ adalah efisiensi produksi berdasarkan kualitas produk yang dihasilkan kualitas. Standar untuk RQ yang ditetapkan oleh JIMP adalah 99%. AV merupakan suatu perbandingan atau rasio antara waktu bersih produksi dengan waktu mesin yang tersedia untuk beroperasi. Hasil perhitungan yang diperoleh:
AV sebesar 95,88%,
PE sebesar 97,08%,  
RQ sebesar 95,08%,
OEE sebesar 88,49%. 

Kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh rata-rata telah memenuhi standar tekni yang ditentukan oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia, akan tetapi ada hasil RQ yang belum memenuhi standar JIMP, hal tersebut dikarenakan produk yang dihasilkan mengalami cacat yang cukup banyak sehingga harus melibatkan operator untuk mengevaluasi kembali sistem pemeliharaan tersebut.
                                                                  
Sumber Skrips:

Novianto, Budhie. Fakultas teknologi industri / ID / Skripsi / 00108 / 2012. ”ANALISIS DAN PENGEMBANGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA” Universitas Gunadarma.
         

About