Kondisi kabut asap yang melanda Jembatan
Siak III Provinsi Riau kini semakin lama, semakin mengkhawatirkan, mengingat
banyaknya 1800 personel TNI satuan tugas dalam penanggulangan bencana tersebut.
Pasukan ini dikirim melalui upacara gelar kesiapan di Pangkalan Udara TNI
Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu, 15 Maret 2014, yang
dipimpin oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko. Yang diantaranya terbagi dari 900 personel Angkatan Darat, 450 marinir Angkatan
Laut, dan 450 personel Paskhas Angkatan Udara. Mereka dipimpin oleh Brigadir
Jenderal Prihadi Agus Irianto, dalam upaya pemadaman hutan yang terbakar di
daerah tersebut kabut asap riau tercatat masih ada kurang lebih 3000 hekktare
lahan yang terbakar diantaranya yaitu
indra hulu, Dumai, Bengkalis, Siak, Indragiri
Hilir, Kampar, Pelalawan, Meranti, dan Rokan Hilir.
(Gambar 1 JAKARTA_DAKTACOM)
“Walaupun
aktivitas pemadaman ini dilakukan selama berangsur-angsur dan hasilnyapun sudah
mulai mengecil asapnya, akan tetapi mayoritas anak-anak yang pada setiap harinya
positif mengalami penyakit ISPA (http://id.wikipedia.org/wiki/Infeksi_saluran_napas_atas).Dengan demikian, pemerintah pun dengan terpaksa meliburkan semua kegiatan
aktivitas seperti meliburkan aktivitas sekolah dan aktivitas lainnya. Satgas
mengklaim selama sebulan penuh terakhir
sudah berhasil memadamkan 11.808 hektare lahan terbakar. Sementara saat ini
tengah disiapkan 7.000 liter bom air untuk memadamkan api di sisa lahan yang
terbakar. Pemerintah Provinsi Riau sejak 26 Februari lalu telah menetapkan
status tanggap darurat Asap. Semenjak masa tanggap darurat berlangsung,
tercatat 30.300 jiwa terkena penyakit ISPA dari total keseluruhan 37.500 yang
terkena dampak asap. Pihak pemerintah terkait pun harus ikut adil dalam kasus ini dengan merespons
cepat kebutuhan masyarakat seperti masker. Namun, ia menyayangkan lambannya
pemerintah daerah yang tidak menyediakan alternatif untuk kelancaran mobilisasi
masyarakat yang masih belum bisa leluasa kemana-mana.
(Gambar 2 Liputan6.com,
Jakarta)
Menteri Kehutanan
Zulkifli Hasan mengatakan banyak pendatang dari provinsi-provinsi lain di
Sumatera yang membuka perkebunan sawit di Riau. Sayangnya, pembukaan lahan
dilakukan dengan membakar hutan. Zulkifli mengusulkan, agar kejadian ini tak
berulang, patroli harus semakin gencar. Presiden SBY membuka rapat terbatas
di Kantor Presiden, Rabu 19 Maret kemarin menegaskan, penanganan masalah
kebakaran hutan harus segera teratasi, baik dari penyebab kebakaran hingga
menindak tegas pelaku pembakaran. Semua masalah harus dituntaskan paling lambat
hingga Oktober 2014.
Geram akibat kebakaran
hutan dan bencana asap kembali melanda Riau. Presiden mengatakan, seusai
operasi tanggap darurat, pemerintah akan melakukan sosialisasi lagi kepada
masyarakat agar tak lagi membuka lahan dengan membakar hutan. Presiden juga
akan meminta perusahaan-perusahaan untuk membantu petani kecil yang ingin
membuka lahan dengan cara yang tak membahayakan lingkungan. “lantas siapa yang harus disalahkan dalam
kasus ini ??”.
Hal ini diperparah dengan kelalaian dan kesengajaan oleh oknum penduduk lokal dan perusahaan tertentu yang membakar ladang demi keuntungan semata. Dalam kasus ini satuan polisi sudah menahan pelaku aksi pembakaran hutan riau (http://news.liputan6.com/read/2025819/polisi-tahan-55-tersangka-pembakar-hutan-riau?
Hal ini diperparah dengan kelalaian dan kesengajaan oleh oknum penduduk lokal dan perusahaan tertentu yang membakar ladang demi keuntungan semata. Dalam kasus ini satuan polisi sudah menahan pelaku aksi pembakaran hutan riau (http://news.liputan6.com/read/2025819/polisi-tahan-55-tersangka-pembakar-hutan-riau?
OPINI
Seharusnya
dalam hal ini semua pihak pemerintah terkait ikut berpartisipasi dalam upaya
pemulihan bencana kabut asap riau yang statusnya membahayakan, khususnya pada
pimpinan Gubernur riau serta wakilnya. Mengingat penderitaan rakyat yang tidak
berangsur pulih, hal ini akan diperparah jika sikap gubernur serta wakilnya
tidak peduli, ini sungguh penderitaan yang sangat terpukul bagi rakyatnya
akibat kabut asap khususnya bagi anak-anak yang pada setiap harinya positif
mengalami penyakit ISPA, seharusnya pihak pihak terkait harus peka dalam segala
upaya disaat warga sudah resah karena asap. “TUHAN selalu memberikan yang
terbaik, tapi manusialah yang selalu berulah, jadi jangan salahkan apa yang
terjadi”. Dengan demikian hal ini seharusnya tidak perlu terjadi jika pemerintah mencabut semua izin perusahaan
perkebunan, hutan tanaman industri (HTI) maupun migas dan pertambangan yang
menyebabkan kebakaran dan kerusakan lingkungan demi keuntungan semata. Pemerintah
juga didesak mengaudit semua perizinan perusahaan tersebut demi penyelamatan hutan
Riau yang kian hari semakin menipis.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar